Hal itu bisa dilihat dari hukuman yang ditimpakan Allah swt kepada kaum Luth dengan hujan batu-batu dari langit, dijungkir balikan kampung halamannya serta sangsi yang dijatuhkan terhadap para pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Jika kamu mendapati orang yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth (liwath) maka bunuhlah para pelakunya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Namun demikian Allah swt masih tetap membuka pintu taubat bagi para pelakunya yang mau kembali kepada Allah swt dan bertaubat dengan taubat nashuha, sebagaimana firman Allah swt :
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا
يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا
يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ﴿٦٨﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾
Artinya : “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon : 68 – 70)
Dengan kembalinya seorang pelaku liwath kepada Allah swt serta bertaubat dengan taubat nashuha maka pintu surga tetap terbuka baginya sebagaimana disebutkan Ibnu Qoyyim bahwa jika seorang yang diuji dengan ujian ini lalu kembali kepada Allah dan diberikan rezeki untuk bertaubat dengan taubat nashuha dan beramal shaleh dan mengganti perbuatan-perbuatan yang buruk dengan perbuatan-perbuatan yang baik, mencuci kotoran itu dengan bermacam-macam ketaatan dan amal-amal yang mendekatkannya dengan Allah, menjaga pandangan, memelihara kemaluan dari apa-apa yang dihaamkan, berlaku jujur kepada Allah dalam pergaulannya maka orang yang seperti ini akan mendapatkan ampunan dan dia termasuk kedalam penghuni surga.
Sesungguhnya Allah swt mengampuni seluruh dosa-dosa. Apabila taubat dapat menghapuskan setiap dosa hingga dosa syirik terhadap Allah, membunuh paa nabi, wali-wali-Nya, sihir, kekufuran dan sebagainya maka taubat itu tidaklah terbatas hanya pada penghapusan dosa ini.
Sungguh telah kokoh hikmah, keadilan dan keutamaan Allah swt bahwa seorang yang bertaubat dari dosa bagai seorang yang tidak melakukan dosa. Sungguh Allah telah menjamin orang yang bertaubat dari dosa syirik, membunuh jiwa dan berzina bahwa Dia akan mengganti keburukannya dengan kebaikan. Ini adalah hukum yang umum bagi setiap orang yang bertaubat ari dosa, sebagaimana firman Allah swt :
Artinya : “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53)
Maka tidaklah satu dosa pun yang keluar dari keumuman ini akan tetapi ini adalah hak orang-orang yang bertaubat secara khusus. (al Jawabul Kaafi hal 116)
Taubat nashuha haruslah dibarengi dengan tekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatan buruk tersebut. Tentunya diperlukan upaya keras untuk mendapatkan solusi menghilangkan perbuatan itu dari dirinya.
Apakah Di Surga Ada Perbuatan Liwath ?
Sesungguhnya para penghuni surga adalah orang-orang yang disucikan dari berbagai akhlak yang buruk, keinginan yang rendah, kehendak yang hina. Allah swt telah mensifatkan para wanita penghui surga dengan firman-Nya :
Artinya : “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)
Mereka adalah para bidadari yang menundukkan pandangan dari para lelaki dan mereka tidaklah melihat kecuali suami-suami mereka.
Firman Allah swt :
Artinya : “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS. Ar Rahman : 72)
As Sa’diy mengatakan bahwa mereka adalah bidadari-bidadari yang dikurung didalam tenda-tenda permata. Mereka berhias dan berdandan untuk suami-suami mereka. Hal itu tidaklah menafikan mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman surga sebagaimana kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak perempuan para raja atau sejenisnya.” (Tafsirus Sa’diy hal 831)
Lalu mungkinkah kita mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang melihat kaum lelaki asing karena mereka telah dilarang melihatnya saat di dunia?!”
Apakah bisakah mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang berzina, berbuat keji, melakukan perbuatan tercela karena dahulu mereka diminta untuk menjauhkan perbuatan itu saat di dunia?!’
Sesungguhnya Allah swt telah mencukupkan orang-orang beriman baik laki-laki maupun perempuan dengan karunia-Nya yang kekal dan kenikmatannya yang sangat banyak di surga dari berbagai perbuatan-perbuatan buruk.
Artinya : “Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat : 31 – 32)
Ibnu Katsir mengatakan bahwa di surga terdapat segala macam yang kamu kehendaki, disenangi jiwa dan disukai mata, “didalamnya apa yang kamu minta” artinya apa pun yang kamu minta maka itu ada dan akan datang dihadapanmu persis seperti yang kamu sebutkan.” (Tafsir Ibnu katsir Juz VII hal 177)
Maka apakah seorang yang beriman kepada Allah swt akan meminta perbuatan keji dan menjijikkan itu padahal Allah swt telah memberikan kenikmatan kepadanya dengan bidadari yang menyejukkan pandangan yang apabila salah seorang dari bidadari itu ditampakkan kepada para penghuni bumi maka bumi ini akan diselimuti dengan cahaya sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori (2796) dari Anas bin Malik dari Nabi saw bersabda,”Seandainya wanita dari penghuni surga ditampakkan kepada penghuni bumi maka dia akan menyinari diantara keduanya (timur dan barat bumi), akan berhembus angin dan kerudung yang ada diatas kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.”
Sesungguhnya perkataan yang menyebutkan bahwa prilaku gay dibolehkan di surga adalah perkataan yang tidak benar. Ibnu Muflih mengatakan didalam “al Furu’” (juz VI hal 71 – 72) yang diambil dari Ibnul Jauzi bahwa Ibnu ‘Uqail mengatakan bahwa pembicaraan tentang ini pernah terjadi diantara Abu Ali bin al Walid, seorang yang berfaham mu’tazilah dengan Abu Yusuf al Qozwiniy. Abu Ali mengatakan,”Tidaklah dilarang menyetubuhi pemuda-pemuda surga dan membangkitkan syahwat untuk itu karena hal itu adalah bagian dari kenikmatan… “ maka Abu Yusuf mengatakan,”Kecenderungan (laki-laki) kepada laki-laki adalah suatu penyakit. Dan tidaklah dia diciptakan untuk disetubuhi.”
Ibnu ‘Uqail mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk berfikir tentang liwath karena tidaklah ditegaskan bahwa para penghuni surga memiliki saluran pembuangan air besar. Kalau begitu mereka tidaklah buang air besar.”
Sumber : (www. http://islamqa.com)
Kami coba kutipkan 12 tips singkat dan praktis dalam mengajarkan Al Quran pada anak' yang merupakan terjemahan dari buku Kurikulum Pendidikan Anak Muslim yang ditulis oleh Syaikh Fuhaim Musthafa.
Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’ dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf
عن عثمان بن عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’ dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf
Kami coba kutipkan 12 tips singkat dan praktis dalam mengajarkan Al Quran pada anak' yang merupakan terjemahan dari buku Kurikulum Pendidikan Anak Muslim yang ditulis oleh Syaikh Fuhaim Musthafa.
Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’ dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf
عن عثمان بن عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu, dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’ dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar