Rabu, 11 Desember 2013

Ramuan Obat untuk penyakit kista


Kista berbentuk benjolan cairan yang berisi cairan kental, udara, nanah, atau bahan-bahan lainnya . Kista tergolong tumor jinak yang dapat tumbuh dan berkembang membesar yang tumbuh pada area Miss V wanita, payudara, dan rahim. Jika terjadi kista pada rahim segera lah lakukan pengobatannya yang paling tepat. Jika anda yang enggan melakukan pengobatan dengan cara pembedahan atau operasi ,jangan anda putus asa karena sekarang telah banyak pengobatan herbal dengan cara alternatif membantu pengobatan kista rahim.

Tumor jinak ini antara lain mengenai indung telur yang berupa gelembung yang berisi cairan berwarna coklat. Tumor ini bila masih kecil tidak menimbulkan gejala apa-apa, kecuali bila tangkainya terpelintir. Kista indung telur yang terpelintir menimbulkan gejala sakit hebat di daerah perut bagian bawah. Kista disebabkan karena gangguan pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau indung telur sendiri.

Kista juga bisa terbentuk sendiri dan bukan dipengaruhi oleh ovulasi. Kista jenis inilah yang perllu diwaspadai dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Kista yang normal (fisiologis) dan kista tidak normal (patologis) bisa dibedakan dari diameternya. Perbedaan ini dapat dilihat dari pemeriksaan USG. Kista rahim wanita yang fisiologis berdiameter kurang dari lima sentimeter. Kista ini akan menghilang dengan sendirinya di dalam waktu tiga bulan. Namun, tetap penting untuk diamati perkembangannya. Kista yang membahayakan terjadi pada satu disetiap 1000 ibu hamil.

Kista rahim wanita atau kista ovarium dapat menjadi komplikasi serius selama kehamilan. Kista sebenarnya juga salah satu jenis tumor. Bentuknya seperti kantung-kantung berisi cairan. Sebenarnya, kista adalah hasil ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium) yang terjadi setiap bulan. Biasanya ia akan menghilang dengan sendirinya. Namun kadangkala kista tersebut justru berkembang dan semakin membesar. Saat ovulasi, hormon progesteron akan merangsang dinding rahim untuk membentuk bantal bagi embrio di masa datang. Bantalan empuk ini terdiri dari jaringan lemak, pembuluh darah, dan kantung-kantung kecil yang berisi cairan. Kista bisa berasal dari salah satu kantung ini. Misalnya pada jenis kista korpus luteum.

Pada beberapa kasus, kista dapat memotong pembuluh darah sehingga menyebabkan nyeri disekitar rahim. Juga disertai dengan muntah. Sampai saat ini penyebab penyakit kista belum diketahui dengan pasti. Namun, banyak hal yang bisa memacu kemunculan kista. Misalnya, kebiasaan seorang ibu yang memberi bedak pada selangkangan bayi wanita. Bubuk bedak itu dalam 15 menit akan sampai ke indung telur. Perlahan ia akan membuat dinding telur mengalami rangsangan dan menjadi kista. Faktor lainnya adalah infeksi di daerah panggul yang tidak diobati dengan baik dan radang di selaput dinding rahim. Ada dugaan bahwa seringnya memakai obat kesuburan bisa memacu tumbuhnya kista.

Beberapa faktor yang menyebabkan berkembangnya kista, yaitu :


  • Keturunan dari ibu atau nenek
  • Siklus haid yang tidak teratur
  • Perut buncit
  • Menstruasi di usia dini (sebelum usia 11 tahun)
  • Sulit hamil
  • Penderita hipotiroid
  • Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen)
Kista pada rahim biasanya tidak menimbulkan gejala, dan baru diketahui jika seorang wanita memeriksakan kandungan melalui USG. Tetapi, pada sebagian wanita dapat mengalami gejala seperti di bawah ini :

  • Kram pada perut bawah atau nyeri panggul yang timbul tenggelam dan tiba-tiba menusuk
  • Siklus haid tidak teratur
  • Perut bawah sering terasa penuh atau tertekan
  • Nyeri haid yang luar biasa, bahkan terasa hingga ke pinggang belakang
  • Nyeri panggul setelah olahraga intensif atau senggama
  • Sakit atau tekanan yang menyertai saat berkemih atau BAB
  • Mual dan muntah
  • Rasa nyeri atau keluarnya flek darah dari vagina
Biasanya wanita baru memeriksakan diri ke dokter bila rasa sakit sudah tidak tertahankan, pingsan, ataupun mengalami perdarahan yang luar biasa hebat hingga lemas/anemia. Dokter spesialis kandungan (Obsgyn), biasanya akan melakukan test mulai dari USG, CT Scan, test darah, seperti CA125 – ovarium tumor marker test, ataupun test kehamilan untuk mendeteksi kehamilan anggur.

Pengobatan Kista Rahim


Banyak dilakukan pengobatan untuk mengatasi penyakit kista rahim ini adalah dengan upaya operasi dan pembedahan , namun lebih banyak yang mencari pengobatan dengan cara alternatif dan alami salah satunya adalah dengan menggunakan herbal salah satunya adalah Ace Maxs. Obat herbal yang terbuat dari bahan-bahan alami pilihan tanpa menggunakan bahan kimia ,namun khasiatnya sangat ampuh dalam mengatasi masalah kanker dan tumor salah satunya adalah tumor jinak seperti kista.

- Penyakit ini dapat menghalangi kehamilan
- Jalan yang baik dalam penyembuhan kista adalah operasi



Ramuan:

- 50 gr temu putih
- 5 gr irisan daging buah mahkota dewa kering
- 25 gr temu hitam
- 2 kuntum bunga mawar

Langkah:


rebus dgn 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum. Lakukan 1 kali sehari. Untuk perebusan ramuan sebaiknya menggunakan panci enamel / periuk tanah.

Kesedihan Dapat Menghancurkan Badan


      
  
 أَفَمَنْ زُيِّنَ لَهُ سُوءُ عَمَلِهِ فَرَآهُ حَسَنًا فَإِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُوَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ فَلَا تَذْهَبْ نَفْسُكَ عَلَيْهِمْ حَسَرَاتٍ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ بِمَايَصْنَعُونَ
“ Maka apakah orang yang dijadikan (syaitan) menganggap baik pekerjaannya yang buruk lalu dia meyakini pekerjaan itu baik, (sama dengan orang yang tidak ditipu oleh syaitan)? maka sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya; maka janganlah dirimu binasa karena kesedihan terhadap mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.”
( Qs Fathir : 8 )

Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala melarang nabi-Nya untuk terlalu banyak memikirkan orang-orang kafir dan bersedih hati karena mereka tidak beriman. Karena sedih itu membahayakan kesehatan dan menyebabkan lemahnya badan, serta menghancurkan diri sendiri.  Pada saat yang sama, Allah juga menjelaskan kepada nabi-Nya bahwa kewajibannya hanyalah menyampaikan kebenaran, adapun hidayah taufiq itu hanya di tangan Allah. Allah-lah yang menyesatkan siapa saja yang dikehendaki-Nya dan memberikan hidayah kepada yang dikehendaki-Nya. Kalau begitu, kenapa harus bersedih hati dengan sikap mereka ?
         
   Imam Qurthubi di dalam tafsirnya al-Jami li Ahkam al-Qur’an ( 14/ 208 ) menerangkan bahwa Allah melarang nabi-Nya untuk terlalu banyak memikirkan mereka dan merasa sedih dengan mereka, sebagaimana firman Allah  :

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا

 “Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati sesudah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al Qur’an)” (Qs. al-Kahfi : 6)
Selanjutnya beliau mengatakan : “Ini jelas, yaitu bahwa kesedihanmu terhadap merekatidaklah bermanfaat selama mereka masih tetap dalam kekafiran, karena Allah telah menyesatkan mereka “.
Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Syekh Abdurrahman as-Sa’di di dalam tafsirnya :

وفي هذه الآية ونحوها عبرة، فإن المأمور بدعاء الخلق إلى الله، عليه التبليغ والسعي بكل سبب يوصل إلى الهداية، وسد طرق الضلال والغواية بغاية ما يمكنه، مع التوكل على الله في ذلك، فإن اهتدوا فبها ونعمت، وإلا فلا يحزن ولا يأسف، فإن ذلك مضعف للنفس، هادم للقوى، ليس فيه فائدة، بل يمضي على فعله الذي كلف به وتوجه إليه، وما عدا ذلك، فهو خارج عن قدرته .
           
 “Pada ayat ini dan sejenisnya terdapat pelajaran bahwa sesungguhnya yang diperintahkan Allah adalah mengajak manusia agar mengikuti jalan Allah, hendaknya dia menyampaikan dan berusaha untuk mencari cara agar mereka dapat hidayah, dan menutup segala jalan yang menuju kesesatan, itu semua dilakukan dengan rasa tawakkal kepada Allah, jika mereka mendapat petunjuk maka itulah yang diharapkan, jika tidak maka hendaknya jangan bersedih hati dan kecewa karena hal itu akan melemahkan jiwa dan menghancurkan kekuatan, serta tidak membawa manfaat.

 Tetapi hendaknya terus melakukan apa yang dibebankan dan diperintahkan kepadanya, selain itu, maka bukanlah di atas kemampuannya “

Kalau kita perhatikan dari pernyataan tersebut bahwa kedua ulama tafsir di atas sama-sama menyampaikan bahwa kesedihan itu bukan saja akan melemahkan tubuh dan mengganggu kesehatan, tetapi juga tidak membawa manfaat.

Kesedihan Menurut Kedokteran Barat

Dalam sebuah penelitian sebagaimana dinukil dalam  myhealthnewsdaily.com, bahwa seseorang yang sedih karena ditinggal mati orang yang dicintai, pada 24 jam pertama dia akan mengalami peningkatan risiko serangan jantung sampai 21 kali. Dan selama minggu pertama resiko ini masih dalam level 8 kali di atas normal.  Dan meskipun resiko serangan jantung nantinya secara perlahan-lahan menurun dari waktu ke waktu, tetapi tetap saja tinggi paling tidak dalam satu bulan.

Hal ini dikuatkan oleh Elizabeth Mostofsky, seorang ahli epidemiologi yang menyatakan  bahwa dukacita, kesedihan, kecemasan dan kemarahan terbukti dapat meningkatkan denyut jantung, tekanan darah, dan perubahan dalam darah yang membuatnya lebih mungkin untuk membeku, yang semuanya dapat menyebabkan serangan jantung.

Di sisi lain kesedihan yang diiringi tangisan dapat menciptakan ketidak harmonisan di paru-paru dan dapat menghambat energi beredar di seluruh tubuh, oleh karena itu kesedihan dapat mengganggu paru-paru dan menyebabkan gangguan pernafasan.

Stres jangka panjang dan bisa memicu paparan kortisol (hormon stres) yang dapat menyebabkan jantungan, gugup, masalah metabolisme, masalah kekebalan tubuh dan lain-lainnya.
        
 Kesedian Dapat Memicu Munculnya Kanker.

Berkata dokter Dewi Yogo Pratomo, koordinator Club Hypnosis Sehati (CHS) sebagaimana yang dilansir Liputan6.com :  ”Kanker mayoritas berkaitan dengan psikosomatis atau masalah-masalah mental. Jadi psikosomatis tersebut muncul karena kita sering sedih. Saat sedih itu hormon-hormon kita akan terhambat.”

“Jadi penderita kanker itu 67 persen didasari karena memiliki masalah-masalah psikosomatis, bisa dengan pertengkaran keluarga dan lain-lain. Jadi begitu drop dan sedih maka tidur kita menjadi terganggu, maka antibodi kita menjadi terganggu dan drop”

Saya sendiri memang sering mendapatkan beberapa perempuan yang jika ditimpa kesedihan dan kekecewaan, tiba-tiba dia langsung menangis dan mengalami kesulitan dalam bernafas.

Kesedihan Menurut Kedokteran Tiongkok

Menghindari rasa sedih dan mempertahankan suasana hati dan jiwa  ternyata juga adalah rahasia kesehatan dan kecantikan wanita tradisional Tiongkok. Dan ini juga berlaku bagi laki-laki juga. Menurut mereka bahwa  perubahan suasana hati yang mendadak atau kelabu, atau sedih dapat menganggu aliran energi internal dan merusak organ-organ.

Pepatah Tiongkok Kuno menyatakan :
Dalam ilmu kedokteran tiongkok ada istilah 7 perasaan, yaitu: gembira, marah, khawatir, sedih, takut, shock (kaget), dan pikiran.
Ilmu kedokteran Tiongkok percaya bahwa psikologis seseorang erat kaitannya dengan organ-organ tertentu dan aliran energi.

Menurut buku Huang Di Nei Jing  yang merupakan dasar klasik dari ilmu kedokteran tiongkok, sebagaimana disebutkan di dalam erabaru.net bahwa energi di jantung mendukung kebahagiaan, rinciannya sebagai berikut : energi hati terpakai untuk marah; energi limpa terpakai untuk khawatir dan berpikir; energi paru-paru untuk kesedihan; energi ginjal untuk takut dan kaget.

Oleh karena itu, terjebak dalam suasana hati tertentu terlalu lama akan mengkonsumsi banyak energi di organ terkait dan dapat menimbulkan kerusakan. Organ-organ tersebut tidak terisolasi tetapi saling terkait, oleh karenanya, kerusakan di satu organ dapat menyebabkan gangguan di organ yang lain. Sebagai contoh, bila hati terluka karena terlalu banyak marah, maka lambung dan limpa akan terkena juga.

Masih menurut Kedokteran Tiongkok Kuno bahwa kebahagiaan dan pandangan-pandangan positif pada diri seseorang dapat menguntungkan kesehatannya, karena dapat melepaskan kegugupan dengan cara memperlambat aliran energi.
Duka yang berkepanjangan, terlalu banyak kesedihan yang terlalu lama, mengkonsumsi energi di paru-paru dan dapat menyebabkan sesak napas.

Terlalu banyak memikirkan masalah dan kesedihan akan menyebabkan energi di limpa mengalami kemandekan. Hal ini dapat berakibat buruk pada nafsu makan dan tidur. Seiring waktu hal ini dapat menyebabkan kulit menjadi lebih gelap.
Buku “Huang Di Nei Jing” juga menyarankan: Jika anda tertekan atau sedih,  pikirkanlah hal-hal menyenangkan dan ambil bagian dalam kegiatan atau aktivitas/hobi yang menyenangkan dapat membantu melipur lara. Teman-teman juga dapat membantu.
           
      
   Kesedihan Menurut Kedokteran Jepang

 Sebagaimana disebutkan oleh majalah Intisari Online, Jin Shin Jyutsu adalah seni penyembuhan dari Jepang. Jin Shin Jyutsu merupakan seni harmonisasi tubuh, jiwa, dan pikiran, yang diaplikasikan sebagai terapi melalui sentuhan tangan ringan.

Sentuhan tangan ringan akan bekerja layaknya jarum-jarum dalam terapi akupuntur. Sentuhan yang dilakukan pada titik-titik tertentu seperti pada akupunktur ini dilakukan dengan tekanan yang lembut, tak sekeras akupresur atau pijat refleksi. Seni penyembuhan yang sangat aman, alamiah, dan tidak menimbulkan efek samping yang negatif ini bisa dilakukan siapa saja dan tidak ada over dosis
Menurut Nugdha Achadie, terapis dan fasilitator Jin Shin Jyutsu di klinik holistik True Nature Healing, Jakarta, sesungguhnya penyakit fisik, mental, dan emosional disebabkan oleh sikap hati. Ada lima sikap hati yang menyebabkan penyakit, yakni rasa khawatir, takut, marah, sedih, dan kepura-puraan.

Dari sisi terapi holistik, penyakit fisik diyakini berasal dari pikiran dan ketidakikhlasan manusia menjalani kehidupan. Hal itu kemudian mempengaruhi dan mengganggu organ-organ dalam tubuh.
Dalam Jin Shin Jyutsu, sakit sesak napas ini dicari lebih dalam lagi apa penyebabnya? Dilihat juga, secara mental emosional penderita sesak napas ini bagaimana keadaannya? Dalam Jin Shin Jyutsu, sesak napas ini berkaitan dengan mental emosional perasaan sedih. Sehingga patut digali kembali ada kesedihan apa yang tersimpan dalam diri pasien. Jadi, sesak napas tak selalu akibat polusi dan gangguan pernapasan saja.

Kesedihan Membuat Ibu melahirkan Bayi

Sebagaimana yang di sebut Detik Health, Ibu hamil yang selalu merasa sedih cenderung melahirkan bayi


dengan berat badan rendah, yang rentan mengalami kematian.

Temuan ini membuktikan bahwa kesehatan mental sangat mempengaruhi kesehatan dan tingkat kematian bayi yang dilahirkan. Pengaruhnya bahkan bisa disejajarkan dengan kemiskinan, kurang gizi dan status sosial-ekonomi yang rendah.

Dikutip dari Sciencedaily, Minggu (29/8/2010), peneliti dari Karolinska University dan Bangladesh Rural Advancement Committee (BRAC) menyimpulkan hal itu setelah mengamati 720 wanita hamil di Bangladesh. Partisipan diambil dari 2 subdistrik perkampungan miskin di negara tersebut.
Pada trimester ke-3, para partisipan menjalani tes untuk mengukur tingkat kegelisahan dan gejala-gejala depresi klinis. Terungkap 18 persen di antaranya menderita depresi dan 25 persen mengalami kegelisahan.
Peneliti lalu mengamati berat badan bayi, 48 jam setelah dilahirkan. Ternyata, para partisipan yang mengalami depresi dan kegelisahan dalam masa kehamilan lebih banyak melahirkan bayi dengan berat badan rendah.


Kesedihan Dapat Mengakibatkan Kebutaan.
          
  Allah subhanhu wa ta’ala menceritakan kesedihan nabi Ya’kub, karena memikirkan nasib anaknya Yusuf:

وَتَوَلَّى عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ  قَالُوا تَاللَّهِ تَفْتَأُ تَذْكُرُ يُوسُفَ حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا أَوْ تَكُونَ مِنَالْهَالِكِينَ  قَالَ إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللَّهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

“ Dan Yakub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata: “Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingat Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa. Yakub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” ( Qs Yusuf : 84- 86 )

Berkata Imam Qurthubi di dalam tafsirnya ( 9/ 162 ) :

وَالْأَسَفُ : شِدَّةُ الْحُزْنِ عَلَى مَا فَاتِ

“Al-Asaf adalah kesedihan yang amat sangat, karena kehilangan sesuatu.“

وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ   artinya matanya menjadi buta atau hanya bisa melihat sedikit saja. Ini akibat banyaknya menangis karena kesedihan yang mendalam.

           فَهُوَ كَظِيمٌ   artinya kesedihan yang amat sangat itu tidak diungkapkannya kepada orang lain.
Berkata Ibnu Katsir di dalam tafsirnya ( 2/469 ) :

حَتَّى تَكُونَ حَرَضًا   yaitu berkurangnya kekuatan.

 أَوْ تَكُونَ مِنَ الْهَالِكِين yaitu mereka mengatakan : Jika engkau tetap seperti ini ( selalu memikirkan Yusuf ), kami khawatir engkau akan binasa dan mati “

Abu Ubaidah berkata :

 وَأَصْلُ اْلحَرَضِ اْلفَسَادُ فِي الْجِسْمِ أَوِ الْعَقْلِ مِنَ الْحُزْنِ أَوِ الْعِشَقِ أَوِ الْهَرَمِ
          
  Al-Haradh artinya rusaknya badan atau akal akibat kesedihan atau kerinduan atau lanjut usia.
Dari keterangan di atas, bisa kita simpulkan bahwa kesedihan yang amat sangat karena kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya akan mengakibatkan rusaknya organ tubuh, seperti rusaknya badan, rusaknya akal, bahkan rusaknya penglihatan, sebagaimana yang dialami oleh Nabi Ya’qub. Hal ini bertambah parah jika kesedihan yang amat sangat tersebut dipendam dalam hati, dipikirkan sendiri, tanpa diungkapkan kepada orang lain.
           

 Oleh karena itu, agar badan dan kesehatan kita tetap terjaga, hendaknya melakukan hal-hal di bawah ini :
  1. Jika tertimpa musibah, janganlah terlalu sedih yang berlebihan. Tetaplah sabar dan yakinlah bahwa dibalik musibah tersebut pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa diambil.
  2. Kalau ada masalah dalam diri kita, hendaknya jangan dipendam dalam hati, sebaiknya dibicarakan dengan orang-orang yang dekat dan dapat dipercaya bisa membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut.
  3. Carilah kegiatan yang bermanfaat bersama teman-teman atau orang lain, mudah-mudahan bisa melupakan hal-hal yang membuat anda sedih.

Dimana Kedudukan Kaum Gay Di Akhirat?

Para Ulama bersepakat prilaku gay (suka sesama jenis) yang didalam istilah agama disebut dengan liwath adalah salah satu dari perbuatan dosa besar yang lebih besar daripada zina.

Hal itu bisa dilihat dari hukuman yang ditimpakan Allah swt kepada kaum Luth dengan hujan batu-batu dari langit, dijungkir balikan kampung halamannya serta sangsi yang dijatuhkan terhadap para pelakunya sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Jika kamu mendapati orang yang melakukan perbuatan seperti kaum Luth (liwath) maka bunuhlah para pelakunya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Namun demikian Allah swt masih tetap membuka pintu taubat bagi para pelakunya yang mau kembali kepada Allah swt dan bertaubat dengan taubat nashuha, sebagaimana firman Allah swt :

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا ﴿٦٨﴾
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا ﴿٦٩﴾
إِلَّا مَن تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُوْلَئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا ﴿٧٠﴾

Artinya : “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya) (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Furqon : 68 – 70)

Dengan kembalinya seorang pelaku liwath kepada Allah swt serta bertaubat dengan taubat nashuha maka pintu surga tetap terbuka baginya sebagaimana disebutkan Ibnu Qoyyim bahwa jika seorang yang diuji dengan ujian ini lalu kembali kepada Allah dan diberikan rezeki untuk bertaubat dengan taubat nashuha dan beramal shaleh dan mengganti perbuatan-perbuatan yang buruk dengan perbuatan-perbuatan yang baik, mencuci kotoran itu dengan bermacam-macam ketaatan dan amal-amal yang mendekatkannya dengan Allah, menjaga pandangan, memelihara kemaluan dari apa-apa yang dihaamkan, berlaku jujur kepada Allah dalam pergaulannya maka orang yang seperti ini akan mendapatkan ampunan dan dia termasuk kedalam penghuni surga.

Sesungguhnya Allah swt mengampuni seluruh dosa-dosa. Apabila taubat dapat menghapuskan setiap dosa hingga dosa syirik terhadap Allah, membunuh paa nabi, wali-wali-Nya, sihir, kekufuran dan sebagainya maka taubat itu tidaklah terbatas hanya pada penghapusan dosa ini.

Sungguh telah kokoh hikmah, keadilan dan keutamaan Allah swt bahwa seorang yang bertaubat dari dosa bagai seorang yang tidak melakukan dosa. Sungguh Allah telah menjamin orang yang bertaubat dari dosa syirik, membunuh jiwa dan berzina bahwa Dia akan mengganti keburukannya dengan kebaikan. Ini adalah hukum yang umum bagi setiap orang yang bertaubat ari dosa, sebagaimana firman Allah swt :

Artinya : “Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az Zumar : 53)

Maka tidaklah satu dosa pun yang keluar dari keumuman ini akan tetapi ini adalah hak orang-orang yang bertaubat secara khusus. (al Jawabul Kaafi hal 116)

Taubat nashuha haruslah dibarengi dengan tekad untuk tidak mengulangi lagi perbuatan buruk tersebut. Tentunya diperlukan upaya keras untuk mendapatkan solusi menghilangkan perbuatan itu dari dirinya.

Apakah Di Surga Ada Perbuatan Liwath ?

Sesungguhnya para penghuni surga adalah orang-orang yang disucikan dari berbagai akhlak yang buruk, keinginan yang rendah, kehendak yang hina. Allah swt telah mensifatkan para wanita penghui surga dengan firman-Nya :

Artinya : “Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (QS. Ar Rahman : 56)

Mereka adalah para bidadari yang menundukkan pandangan dari para lelaki dan mereka tidaklah melihat kecuali suami-suami mereka.

Firman Allah swt :
Artinya : “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (QS. Ar Rahman : 72)
As Sa’diy mengatakan bahwa mereka adalah bidadari-bidadari yang dikurung didalam tenda-tenda permata. Mereka berhias dan berdandan untuk suami-suami mereka. Hal itu tidaklah menafikan mereka untuk keluar ke kebun-kebun dan taman-taman surga sebagaimana kebiasaan yang dilakukan oleh anak-anak perempuan para raja atau sejenisnya.” (Tafsirus Sa’diy hal 831)

Lalu mungkinkah kita mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang melihat kaum lelaki asing karena mereka telah dilarang melihatnya saat di dunia?!”

Apakah bisakah mengatakan : “Para wanita-wanita surga itu tidaklah dilarang berzina, berbuat keji, melakukan perbuatan tercela karena dahulu mereka diminta untuk menjauhkan perbuatan itu saat di dunia?!’
Sesungguhnya Allah swt telah mencukupkan orang-orang beriman baik laki-laki maupun perempuan dengan karunia-Nya yang kekal dan kenikmatannya yang sangat banyak di surga dari berbagai perbuatan-perbuatan buruk.

Artinya : “Di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Fushilat : 31 – 32)

Ibnu Katsir mengatakan bahwa di surga terdapat segala macam yang kamu kehendaki, disenangi jiwa dan disukai mata, “didalamnya apa yang kamu minta” artinya apa pun yang kamu minta maka itu ada dan akan datang dihadapanmu persis seperti yang kamu sebutkan.” (Tafsir Ibnu katsir Juz VII hal 177)

Maka apakah seorang yang beriman kepada Allah swt akan meminta perbuatan keji dan menjijikkan itu padahal Allah swt telah memberikan kenikmatan kepadanya dengan bidadari yang menyejukkan pandangan yang apabila salah seorang dari bidadari itu ditampakkan kepada para penghuni bumi maka bumi ini akan diselimuti dengan cahaya sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori (2796) dari Anas bin Malik dari Nabi saw bersabda,”Seandainya wanita dari penghuni surga ditampakkan kepada penghuni bumi maka dia akan menyinari diantara keduanya (timur dan barat bumi), akan berhembus angin dan kerudung yang ada diatas kepalanya lebih baik dari dunia dan seisinya.”

Sesungguhnya perkataan yang menyebutkan bahwa prilaku gay dibolehkan di surga adalah perkataan yang tidak benar. Ibnu Muflih mengatakan didalam “al Furu’” (juz VI hal 71 – 72) yang diambil dari Ibnul Jauzi bahwa Ibnu ‘Uqail mengatakan bahwa pembicaraan tentang ini pernah terjadi diantara Abu Ali bin al Walid, seorang yang berfaham mu’tazilah dengan Abu Yusuf al Qozwiniy. Abu Ali mengatakan,”Tidaklah dilarang menyetubuhi pemuda-pemuda surga dan membangkitkan syahwat untuk itu karena hal itu adalah bagian dari kenikmatan… “ maka Abu Yusuf mengatakan,”Kecenderungan (laki-laki) kepada laki-laki adalah suatu penyakit. Dan tidaklah dia diciptakan untuk disetubuhi.”

Ibnu ‘Uqail mengatakan bahwa tidak ada tempat untuk berfikir tentang liwath karena tidaklah ditegaskan bahwa para penghuni surga memiliki saluran pembuangan air besar. Kalau begitu mereka tidaklah buang air besar.”

Sumber : (www. http://islamqa.com)

Kami coba kutipkan 12 tips singkat dan praktis dalam mengajarkan Al Quran pada anak' yang merupakan terjemahan dari buku Kurikulum Pendidikan Anak Muslim yang ditulis oleh Syaikh Fuhaim Musthafa.
عن عثمان بن عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu,  dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)
Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’   dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran  setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf
Kami coba kutipkan 12 tips singkat dan praktis dalam mengajarkan Al Quran pada anak' yang merupakan terjemahan dari buku Kurikulum Pendidikan Anak Muslim yang ditulis oleh Syaikh Fuhaim Musthafa.
عن عثمان بن عفّان رضي الله عنه عنِ النبيِّ صلى الله عليه و سلّم قال : خيركم من تعلّم القرآن و علّمه
Dari ‘Utsman radhiyallahu’anhu,  dari Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al Quran dan mengajarkannya.” (HR Bukhari no.5027)
Semoga dapat sahabat voa-islam dapat juga mengajarkan pada anak-anak kita insya Allah
1) Sebelum mulai membacakan surat, Bunda atau yang mengajari Al Quran harus mengingatkan anak agar memusatkan perhatiannya terhadap apa yang akan dibacakan. Yang demikian itu supaya hal-hal berikut dapat terwujud:
- Anak menyimak bacaan pengajar sehingga bisa menirukan setiap harakat huruf, ketika berhenti saat waqaf pada tempat –tempat berhenti serta cara mengucapkan huruf per huruf secara benar.
- Hati anak menjadi khusyu’, tenang, dan menghormati bacaan Al Quran saat mendengarkannya.Melatih anak membaca Al-Quran langsung dari mushaf. Di samping itu juga memperkenalkan kepadanya tanda-tanda waqaf dan istilah-istilah untuk memperbaiki bacaan pada setiap ayat seperti, mad, idgham, sukun, menebalkan huruf qalqalah, memperjelas makhraj (tempat keluarnya) setiap huruf, hamzahwashal, hamzah qatha’   dan lain sebagainya.
2) Sebelum membacakan surat, ia memulai dengan pembicaraan ringan yang menjadikan anak semangat mempelajari surat tersebut dan memahami maknanya.
3) Memperdengarkan bacaan Al Quran pada pendengaran anak dengan bacaan yang khusyu’ lebih dari satu kali.
4) Anak diminta membaca surat itu sepenggal–penggal secara bersama-sama lebih dari satu kali
5) Sementara kita membantu membenarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi pada anak saat membaca Al Quran.
6) Bisa juga menyuruh anak mengulangi surat yang sudah dibacakan secara bersamaan. Kemudian menyuruh beberapa anak yang lain dan seterusnya.
7) Setelah itu meminta anak satu per satu membaca Al Quran, bisa dengan menyuruh salah seorang anak untuk membaca Al Quran  setelah ia memberi contoh bacaannya. Kemudian meminta anak lainnya melakukan hal serupa, dan seterusnya.
8) Hendaknya mendiskusikan makna surat kepada anak dengan memberikan pertanyaan ringan. Hingga kita benar-benar mengetahui bahwa seluruh anak sudah memahami makna surat dengan baik.
9) Pengajar Al-Quran harus menanamkan dalam jiwa anak bahwa mempelajari Al-Quran adalah ibadah. Allah ta’ala memberikan pahala yang sangat besar.
10) Kita harus mempunyai target pada pertemuan itu anak harus mengulangi ayat-ayat yang diajarkan dengan membacanya berkali-kali.
11) Harus diperhatikan oleh pengajar yaitu membenarkan bacaan anak supaya jangan sampai salah sedikitpun. Karena yang sedikit itu akan dibawa sampai dewasa jika tidak dibetulkan.
12) Menjadi catatan untuk kita bahwa anak difahamkan dengan makna ayat-ayat yang dia pelajari dengan pemahaman sederhana, sesuai tingkatan akalnya.
Dalam mengajar tentu saja pasti ada hambatan-hambatan, maka hendaklah selalu berdo’a kepada Allah supaya diberi kesabaran dan keteguhan niat. Karena terkadang dikarenakan hambatan-hambatan yang ada, seorang pengajar menjadi putus asa. [muslimah/adivammar/voa-islam.com]
- See more at: http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/30/27882/12-tips-praktis-mengajarkan-al-quran-pada-anak/#sthash.yxJAKK0f.dpuf

Hukum Merusak Rumah Tangga Orang lain

Dari Abî Hurairah –radhiyallâhu ‘anhu- ia berkata: “Rasulullâh – shallallâhu ‘alaihi wa sallam – bersabda: ‘Siapa menipu dan merusak (hubungan) seorang hamba sahaya dari tuannya, maka ia bukanlah bagian dari kami, dan siapa yang merusak (hubungan) seorang wanita dari suaminya, maka ia bukanlah dari kami’”. [Hadîts shahîh diriwayatkan oleh Ahmad, Al-Bazzâr, Ibn Hibbân, Al-Nasâ-î dalam al-Kubrâ dan Al-Baihaqî].

Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam – bersabda:
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: (( مَنْ خَبَّبَ عَبْدًا عَلَى أَهْلِهِ فَلَيْسَ مِنَّا، وَمَنْ أَفْسَدَ اِمْرَأَةً
عَلَى زَوْجِهَا فَلَيْسَ مِنَّا )) [حديث صحيح رواه أحمد والبزار وابن حبان والنسائي في الكبرى والبيهقي]


Hadîts ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Musnad [juz 2, hal. 397], Al-Bazzâr [lihat Mawârid al-Zham'ân juz 1, hal. 320], Ibn Hibbân dalam shahîh [juz 12, hal. 370], Al-Nasâ-î dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 5, hal. 385], dan Al-Baihaqî dalam Al-Sunan al-Kubrâ [juz 8, hal. 13], juga dalam Syu’abu al-Îmân [juz 4, hal. 366, juz 7, hal. 496].
Syekh Nâshir al-Dîn al-Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts shahîh [Silsilah al-Ahâdîts al-Shahîhah hadîts no. 325].
Kandungan Hadîts

Secara garis besar hadîts ini berisi kecaman keras terhadap dua perbuatan, yaitu:
1. Mengganggu seorang pelayan, atau pembantu atau budak yang telah bekerja pada seorang tuan, sehingga hubungan di antara pelayan dan tuannya menjadi rusak, lalu sang pelayan pergi meninggalkan tuannya, atau tuannya memecat dan mengusir sang pelayannya.
2. Mengganggu seorang wanita yang berstatus istri bagi seorang lelaki, sehingga hubungan di antara suami istri itu menjadi rusak, lalu sang istri itu meminta cerai dari suaminya, atau sang suami menceraikan istrinya.

Bentuk-Bentuk Gangguan dan Tindakan Merusak

Ada beragam bentuk dan cara seseorang merusak hubungan diantara suami istri, di antaranya adalah:
1. Berdoa dan memohon kepada Allâh –subhânahu wa ta’âlâ- agar hubungan seorang wanita dengan suaminya menjadi rusak dan terjadi perceraian di antara keduanya.

2. Bersikap baik, bertutur kata manis dan melakukan berbagai macam tindakan yang secara lahiriah baik, akan tetapi, menyimpan maksud merusak hubungan seorang wanita dengan suaminya (atau sebaliknya). Perlu kita ketahui terkadang sihir itu berupa tutur kata yang memiliki kemampuan “menghipnotis” lawan bicaranya. Rasulullâh –shallallâhu ‘alahi wa sallam- bersabda: “Sesungguhnya sebagian dari sebuah penjelasan atau tutur kata itu adalah benar-benar sihir”. (H.R. Bukhârî dalam al-Adab al-Mufrad, Abû Dâwud dan Ibn Mâjah. Syekh Albânî menilai hadîts ini sebagai hadîts hasan [silsilah al-ahâdîts al-shahîhah, hadîts no. 1731])
.
3. Memasukkan bisikan, kosa kata yang bersifat menipu dan memicu, serta memprovokasi seorang wanita agar berpisah dari suaminya (atau sebaliknya), dengan iming-iming akan dinikahi olehnya atau oleh orang lain, atau dengan iming-iming lainnya. Perbuatan seperti ini adalah perbuatan tukang sihir dan perbuatan syetan (Q.S. Al-Baqarah: 102). Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Sesungguhnya Iblis menempatkan singgasananya di atas air, lalu menyebar anak buahnya ke berbagai penjuru, yang paling dekat dengan sang Iblis adalah yang kemampuan fitnahnya paling hebat di antara mereka, salah seorang dari anak buah itu datang kepadanya dan melapor bahwa dirinya telah berbuat begini dan begitu, maka sang Iblis berkata: ‘kamu belum berbuat sesuatu’, lalu seorang anak buah lainnya datang dan melapor bahwa dia telah berbuat begini dan begitu sehingga mampu memisahkan antara seorang suami dari istrinya, maka sang Iblis menjadikan sang anak buah ini sebagai orang yang dekat dengannya, dan Iblis berkata: ‘tindakanmu sangat bagus sekali’, lalu mendekapnya”. (H.R. Muslim [5032]).

4. Meminta, atau menekan secara terus terang agar seseorang wanita meminta cerai dari suaminya atau agar seorang suami menceraikan istrinya dengan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syari’at. Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Tidak halal bagi seorang wanita meminta (kepada suaminya) agar sang suami mencerai wanita lain (yang menjadi istrinya) dengan maksud agar sang wanita ini memonopli ‘piringnya’, sesungguhnya hak dia adalah apa yang telah ditetapkan untuknya”. (Hadîts muttafaq ‘alaih).
Bentuk-bentuk seperti ini sangat tercela, dan termasuk dosa besar jika dilakukan oleh seseorang kepada seorang wanita yang menjadi istri orang lain, atau kepada seorang lelaki yang menjadi suami orang lain.
Dan hal ini semakin tercela lagi jika dilakukan oleh seseorang yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus seorang wanita yang suaminya sedang pergi atau sakit dan semacamnya. Sama halnya jika dilakukan oleh seorang wanita yang mendapatkan amanah atau kepercayaan untuk mengurus keluarga seorang lelaki yang istrinya sedang pergi atau sakit dan semacamnya.

Rasulullâh –shallallâhu ‘alaihi wa sallam- bersabda: “Keharaman wanita (istri yang ditinggal pergi oleh) orang-orang yang berjihad bagi orang-orang yang tidak pergi berjihad (yang mengurus keluarga mujahid) adalah seperti keharaman ibu-ibu mereka, dan tidak ada seorang lelaki pun dari orang-orang yang tidak pergi berjihad yang mengurus keluarga orang-orang yang pergi berjihad, lalu berkhianat kepada orang-orang yang pergi berjihad, kecuali sang pengkhianat ini akan dihentikan (dan tidak diizinkan menuju surga) pada hari kiamat, sehingga yang dikhianati mengambil kebaikan yang berkhianat sesuka dan semaunya”. (H.R. Muslim [3515]).

Salah satu bentuk pengkhianatan yang dimaksud dalam hadîts Muslim ini adalah merusak hubungan keluarga sang mujahid, sehingga bercerai dari suaminya.
Bentuk pengkhianatan yang lebih besar lagi adalah –na’ûdzu billâh min dzâlik- berzina dengan keluarga sang mujahid.

Termasuk dalam pengertian mujahid ini adalah seseorang yang mendapatkan tugas dakwah, atau menunaikan ibadah haji atau umrah, atau bepergian yang mubah, lalu menitipkan urusan keluarganya (istri dan anak-anaknya) kepada orang lain. Dalam hal ini, jika yang mendapatkan amanah berkhianat, maka, ia termasuk dalam ancaman hadîts Muslim ini.

Mirip-mirip dengan hal ini adalah jika ada seseorang yang karena kapasitasnya, mungkin karena ia adalah seorang tokoh, atau pimpinan sebuah organisasi atau kiai, atau ustadz, atau semacamnya yang diamanahi untuk mendamaikan hubungan suami istri orang lain yang sedang rusak atau terancam rusak, akan tetapi, ia malah mengkhianati amanah ini.

Hukum Merusak Rumah Tangga Orang Lain
a. Hukum Ukhrawî
Para ulama’ bersepakat bahwa hukum mengganggu dan merusak hubungan sebagaimana dimaksud dalam hadîts nabi di atas adalah haram (lihat al-mausû’ah al-fiqhiyyah, pada bâb takhbîb), maka siapa saja yang melakukannya, maka ia mendapatkan dosa dan diancam siksa di neraka.
Bahkan Imam Al-Haitsamî mengkategorikan perbuatan dosa ini sebagai dosa besar.
Dalam kitabnya Al-Zawâjir ‘an Iqtirâf al-Kabâir beliau menyebutkan bahwa dosa besar yang ke 257 dan 258 yaitu merusak seorang wanita agar terpisah dari suaminya dan merusak seorang suami agar terpisah dari istrinya.
Alasannya, hadîts nabi –shallallâhu ‘alaihi wa sallam – di atas menafikan pelaku perbuatan merusak ini dari bagian umat beliau, dan ini terhitung sebagai ancaman berat. Juga para ulama’ sebelumnya, secara sharîh (jelas) mengkategorikannya sebagai dosa besar. (lihat Al-Zawâjir juz 2, hal. 577).

b. Hukum Duniawî
Ada dua hukum duniawi terkait dengan hadits ini, yaitu:
1. Jika ada seorang lelaki yang merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang wanita itu meminta cerai dari suaminya, dan sang suami mengabulkannya, atau jika ada seorang lelaki merusak hubungan seorang wanita dari suaminya, lalu sang suami marah dan menceraikan istrinya, lalu sang lelaki yang merusak ini menikahi wanita tersebut, apakah pernikahannya sah?
Jumhur ulama’ berpendapat bahwa pernikahan sang lelaki perusak dengan wanita korban tindakan perusakannya adalah sah. Alasannya adalah karena wanita tersebut tidak secara eksplisit terhitung sebagai muharramât (wanita-wanita yang diharamkan baginya).
Namun, ulama’ Mâlikiyyah memiliki pendapat yang berbeda dengan Jumhur. Mereka berpendapat bahwa pernikahan yang terjadi antara seorang lelaki perusak dengan wanita yang pernah menjadi korban tindakan perusakannya harus dibatalkan, baik sebelum terjadi akan nikah di antara keduanya atau sudah terjadi.


Alasan Mâlikiyyah dalam hal ini adalah:
i. Demi menerapkan hadîts yang menjadi kajian kita kali ini.
ii. Agar tidak menjadi preseden buruk bagi munculnya kasus-kasus lain yang serupa, demi menjaga keutuhan rumah tangga kaum muslimin.
iii. Hal ini terhitung dalam kategori kaidah fiqih: man ta’ajjala syai-an qabla awânihi ‘ûqiba bihirmânihi (siapa yang terburu-buru mendapatkan sesuatu sebelum saatnya, maka ia dihukum dengan tidak diperkenankan mendapatkan sesuatu itu). Kaidah ini pada asalnya berlaku bagi seseorang yang melamar dengan kata-kata sharîh seorang wanita yang masih dalam masa iddah (tunggu) pasca kematian suaminya. (Q.S. Al-Baqarah: 235). Logikanya, jika melamar dengan kata-kata sharîh terhadap seorang wanita yang masih dalam masa iddah karena kematian suaminya saja tidak dibenarkan, padahal dalam hal ini tidak ada aspek perusakan yang berakibat terciptanya perceraian wanita itu dari suaminya (karena memang suaminya telah meninggal), maka, jika ada seseorang yang merusak seorang wanita yang masih bersuami, sehingga tercipta perceraian wanita itu dari suaminya, hukumnya tentunya lebih berat daripada yang dimaksud dalam kaidah fiqih ini. Untuk itulah, jika akan terjadi pernikahan antara sang lelaki perusak hubungan dengan wanita “korban” tindakan perusakannya, maka, hal ini harus dicegah, dan jika sudah kadung terjadi pernikahan di antara keduanya, maka, pernikahan itu harus dibatalkan.
Yang lebih menarik lagi dari pendapat Mâlikiyyah ini adalah: ada sebagian dari ulama’ Mâlikiyyah yang berpendapat bahwa wanita “korban” tindakan perusakan seorang lelaki, menjadi haram selamanya bagi sang lelaki perusak tersebut.
Perbedaan pendapat ini kami sebutkan di sini sebagai peringatan keras bagi siapa saja agar tidak melakukan perbuatan seperti ini, walaupun, secara hukum fiqih, pendapat Jumhur lebih kuat, akan tetapi, pendapat Mâlikiyyah, perlu kita jadikan sebagai cambuk peringatan.

2. Jika ada seseorang yang melakukan perbuatan terlarang ini, adakah ia perlu mendapatkan hukuman di dunia?
Para ulama’ berpendapat bahwa perbuatan terlarang seperti ini, jika ada yang melakukan, maka hakim berwewenang menjatuhkan ta’zîr (hukuman yang ketentuannya ditetapkan oleh hakim atau penguasa) dengan syarat tidak melebihi bobot 40 cambukan.
Di antara mereka ada yang berpendapat, hukumannya adalah kurungan penjara sampai ia menyatakan tobat atau meninggal dunia (sebagian penganut Mazhab Hanafî)
Di antara mereka ada yang berpendapat, cukup diberi cambukan keras saja, dipublikasikan perbuatannya, agar orang waspada darinya dan agar orang lain mengambil ibrah (sebagian penganut madzhab Hanbalî).
Catatan Lain

Ada satu hal yang menarik untuk dicatat di sini, yaitu tentang sikap para ulama’ saat menyebutkan hadîts ini.
Sebagian mereka mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab “orang yang merusak hubungan suami istri”, tanpa embel-embel ancaman dalam kalimat babnya. Seperti yang dilakukan oleh Imam Al-Nasâ-î dan Al-Bazzâr.

Akan tetapi, ada sebagian dari mereka yang mencantumkan hadîts yang sedang kita kaji ini dalam bab yang mengandung kalimat ancaman, seperti: al-zajr (penjelasan untuk membuat jera), al-tasydîd (peringatan keras), sebagaimana yang dilakukan oleh Imam Ibn Hibbân dan Imam Al-Baihaqî.
Yang menarik adalah ada sebagian ulama’ yang mengkategorikan hadîts ini ke dalam bab makar dan tipu daya, sebagaimana yang dilakukan oleh kitab kanz al-’Ummâl.
Semoga kita semua terhindar dari perbuatan yang sangat tercela ini, amin.
Sumber: http://www.dakwatuna.com/

Selasa, 10 Desember 2013

Asmaul Husna (99 Nama Allah)

   Allah berfirman, “Dia telah mengajari Adam seluruh nama” (Al –Baqarah [2]: 31) dan “Milik Allahlah nama – nama yang indah, dan mohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama – nama tersebut” (Al – A`raaf [7]: 180)

     Rasulullah bersabda, “Allah mempunyai 99 nama, seratus kurang satu; barang siapa memahaminya akan masuk surga.” (Shahiih Bukhaari, Shahiih Muslim). Tentunya dalam memahaminya tidak hanya dengan ucapan saja tetapi juga dengan perbuatan dan tingkah laku kita.

Asma Al-Husna

No. Nama Arab Indonesia

Allah الله Allah
1 Ar Rahman الرحمن Yang Maha Pengasih
2 Ar Rahiim الرحيم Yang Maha Penyayang
3 Al Malik الملك Yang Maha Merajai/Memerintah
4 Al Quddus القدوس Yang Maha Suci
5 As Salaam السلام Yang Maha Memberi Kesejahteraan
6 Al Mu'min المؤمن Yang Maha Memberi Keamanan
7 Al Muhaimin المهيمن Yang Maha Pemelihara
8 Al Aziiz العزيز Yang Maha Perkasa
9 Al Jabbar الجبار Yang Memiliki Mutlak Kegagahan
10 Al Mutakabbirr المتكبر Yang Maha Megah, Yang Memiliki Kebesaran
11 Al Khaliq الخالق Yang Maha Pencipta
12 Al Baari' البارئ Yang Maha Melepaskan (Membuat, Membentuk, Menyeimbangkan)
13 Al Mushawwir المصور Yang Maha Membentuk Rupa (makhluknya)
14 Al Ghaffaar' الغفار Yang Maha Pengampun
15 Al Qahhaar القهار Yang Maha Memaksa
16 Al Wahhaab الوهاب Yang Maha Pemberi Karunia
17 Ar Razzaaq الرزاق Yang Maha Pemberi Rezeki
18 Al Fattaah الفتاح Yang Maha Pembuka Rahmat
19 Al `Aliim العليم Yang Maha Mengetahui (Memiliki Ilmu)
20 Al Qaabidh القابض Yang Maha Menyempitkan (makhluknya)
21 Al Baasith الباسط Yang Maha Melapangkan (makhluknya)
22 Al Khaafidh الخافض Yang Maha Merendahkan (makhluknya)
23 Ar Raafi` الرافع Yang Maha Meninggikan (makhluknya)
24 Al Muizz المعز Yang Maha Memuliakan (makhluknya)
25 Al Mudzil المذل Yang Maha Menghinakan (makhluknya)
26 Al Samii' السميع Yang Maha Mendengar
27 Al Bashiir البصير Yang Maha Melihat
28 Al Hakam الحكم Yang Maha Menetapkan
29 Al `Adl العدل Yang Maha Adil
30 Al Lathiif اللطيف Yang Maha Lembut
31 Al Khabiir الخبير Yang Maha Mengenal
32 Al Haliim الحليم Yang Maha Penyantun
33 Al `Azhiim العظيم Yang Maha Agung
34 Al Ghafuur الغفور Yang Maha Memberi Pengampunan
35 As Syakuur الشكور Yang Maha Pembalas Budi (Menghargai)
36 Al'Aliy العلى Yang Maha Tinggi
37 Al Kabiir الكبير Yang Maha Besar
38 Al Hafizh الحفيظ Yang Maha Memelihara
39 Al Muqiit المقيت Yang Maha Pemberi Kecukupan
40 Al Hasiib الحسيب Yang Maha Membuat Perhitungan
41 Al Jaliil الجليل Yang Maha Luhur
42 Al Kariim الكريم Yang Maha Pemurah
43 Ar Raqiib الرقيب Yang Maha Mengawasi
44 Al Mujiib المجيب Yang Maha Mengabulkan
45 Al Waasi` الواسع Yang Maha Luas
46 Al Hakiim الحكيم Yang Maha Maka Bijaksana
47 Al Waduud الودود Yang Maha Mengasihi
48 Al Majiid المجيد Yang Maha Mulia
49 Al Baa`its الباعث Yang Maha Membangkitkan
50 As Syahiid الشهيد Yang Maha Menyaksikan
51 Al Haqq الحق Yang Maha Benar
52 Al Wakiil الوكيل Yang Maha Memelihara
53 Al Qawiyyu القوى Yang Maha Kuat
54 Al Matiin المتين Yang Maha Kokoh
55 Al Waliyy الولى Yang Maha Melindungi
56 Al Hamiid الحميد Yang Maha Terpuji
57 Al Muhshii المحصى Yang Maha Mengalkulasi (Menghitung Segala Sesuatu)
58 Al mubdi' المبدئ Yang Maha Memulai
59 Al Mu`iid المعيد Yang Maha Mengembalikan Kehidupan
60 Al Muhyi المحيى Yang Maha Menghidupkan
61 Al Mumiitu المميت Yang Maha Mematikan
62 Al Hayyu الحي Yang Maha Hidup
63 Al Qayyuum القيوم Yang Maha Mandiri
64 Al Wajiid الواجد Yang Maha Penemu
65 Al Maajid الماجد Yang Maha Mulia
66 Al Wahiid الواحد Yang Maha Tunggal
67 Al Ahad الاحد Yang Maha Esa
68 As Shamad الصمد Yang Maha Dibutuhkan, Tempat Meminta
69 Al Qaadir القادر Yang Maha Menentukan, Maha Menyeimbangkan
70 Al Muqtadir المقتدر Yang Maha Berkuasa
71 Al Muqaddim المقدم Yang Maha Mendahulukan
72 Al Muakhirr المؤخر Yang Maha Mengakhirkan
73 Al Awwal الأول Yang Maha Awal
74 Al Akhir الأخر Yang Maha Akhir
75 Az Zhaahir الظاهر Yang Maha Nyata
76 Al Baatin الباطن Yang Maha Ghaib
77 Al Waali الوالي Yang Maha Memerintah
78 Al Muta'ali المتعالي Yang Maha Tinggi
79 Al Barru البر Yang Maha Penderma (Maha Pemberi Kebajikan)
80 At-Tawwaab التواب Yang Maha Penerima Tobat
81 Al Muntaqim المنتقم Yang Maha Pemberi Balasan
82 Al Afuuw العفو Yang Maha Pemaaf
83 Ar Ra`uuf الرؤوف Yang Maha Pengasuh
84 Malikul Mulk مالك الملك Yang Maha Penguasa Kerajaan (Semesta)
85 Dzul Jalaali Wal Ikraam ذو الجلال و الإكرام Yang Maha Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
86 Al  Muqsith المقسط Yang Maha Pemberi Keadilan
87 Al Jamii` الجامع Yang Maha Mengumpulkan
88 Al Ghaniyy الغنى Yang Maha Kaya
89 Al Mughnii المغنى Yang Maha Pemberi Kekayaan
90 Al maani المانع Yang Maha Mencegah
91 Ad Dhaar الضار Yang Maha Penimpa Kemudharatan
92 An-Nafii النافع Yang Maha Memberi Manfaat
93 An Nuur النور Yang Maha Bercahaya (Menerangi, Memberi Cahaya)
94 Al Haadii الهادئ Yang Maha Pemberi Petunjuk
95 Al Badii' البديع Yang Maha Pencipta Yang Tiada Bandingannya
96 Al Baaqii الباقي Yang Maha Kekal
97 Al Waarits الوارث Yang Maha Pewaris
98 Ar Rasyiid الرشيد Yang Maha Pandai
99 As Shabuur الصبور Yang Maha Sabar

Telapak Tangan & Asmaul Husna (99 Nama Allah)

      Mukjizat Allah, Tanda 99 (Asmaul Husna) pada Telapak Tangan.Tahukah sahabat, garis utama kedua telapak tangan kita, (lihat gambar), bertuliskan dalam angka Arab yaitu : |/\ pada telapak tangan kanan, artinya : 18 dan /\| pada telapak tangan kiri, artinya : 81 Jika kedua angka ini dijumlahkan, 18+81 = 99 Sembilan puluh sembilan adalah jumlah nama/sifat Allah, Asmaul Husna yang terdapat dalam Al-Quran !
Bila 18 dan 81 ini dirangkaikan, maka terbentuk angka 1881.Angka ini adalah angka kelipatan 19 yang ke-99 ! ( 19 x 99 = 1881 ) Seperti diketahui angka 19 adalah fenomena tersendiri dalam Al-Quran, yang merupakan bukti kemukjizatan al-Quran.

  Tahukah anda, bahwa ruas-ruas tulang jari (tapak tangan maupun telapak kaki) anda, terkandung jejak-jejak nama Allah, tuhan yang sebenar pencipta alam semesta ini. Kalau nggak percaya bisa didemonstrasikan. Silakan perhatikan salah satu tapak tangan anda (bisa kanan bisa kiri). Perhatikan lagi dengan seksama:
jari kelingking ==> membentuk huruf alif
jari manis, jari tengah, & jari telunjuk ==> membentuk huruf lam(double)
jari jempol (ibu jari) ==> membentuk huruf ha’
Jadi jika digabung, maka bagi anda yang mengerti huruf Arab akan mendapati bentuk tapak tangan itu bisa dibaca sebagai Allah (dalam bahasa Arab).

     Maka benarlah firman Allah SWT :
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” QS. Fushshilat 41:53



hand_asmaul-husna

KEAJAIBAN SIDIK JARI
 
 Ilmu pengetahuan modern menyingkap banyak hal yang membuat keimanan seorang mukmin terhadap keterangan Al Qur-an semakin mantap. Ayat-ayat Allah di dalam Al Qur-an menjadi benar-benar jelas tergambar dan terbukti kebenarannya manakala kita melihat bukti-bukti nyata dalam alam semesta dan kemajuan ilmu pengetahuan. Dalam kasus pembunuhan misalnya, Polisi dapat mengidentifikasi kejahatan berdasarkan sidik jari yang ditinggalkan oleh pelaku di tubuh korban. Hal ini disebabkan struktur sidik jari setiap orang berbeda satu dengan lainnya. Bila kelak penjahat itu telah ditemukan maka untuk membuktikan kejahatannya sidik jarinya akan dicocokkan dengan sidik jari yang ada dalam tubuh korban..

 Maka si penjahat tidak dapat memungkiri perbuatannya di hadapan polisi. Karena itu pula seorang yang mau menggunakan ATM (Anjungan tunai Mandiri) di masa depan mungkin tidak perlu lagi menggunakan kode-kode PIN yang perlu dia ingat. Cukup dengan menaruh telapak tangan di atas mesin yang dapat mengidentifikasi dirinya. Jumlah uang yang diinginkan pun tidak perlu ditekan-tekan lagi tetapi cukup dengan diucapkan dan komputer akan menerjemahkannya dalam bahasa angka. Berapa jumlah uang yang Anda minta akan diberikan dan uang di rekening Anda akan dipotong dengan sendirinya.

    Pintu rumah di zaman yang akan datang tidak perlu lagi dikunci dengan alat kunci tradisional tetapi bisa dibuka oleh alat sensor yang hanya mengenal jari-jari orang tertentu saja… Demikian juga stir mobil akan mengenal hanya pengemudi tertentu saja karena ada sensor yang mengenal jari pemiliknya.
Keistimewaan pada jari jemari manusia menunjukkan kebenaran firman Allah yang menyatakan bahwa segala sesuatu ada bekasnya. Allah tidak akan menyia-nyiakan bekas-bekas ini untuk dituntut di yaumil
akhir nanti.

Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. 36. Yaasin).





What Is AIDS ? What Is HIV

AIDS (Acquired immune deficiency syndrome or acquired immunodeficiency syndrome) is a disease caused by a virus called HIV (Human Immunodeficiency Virus). The illness alters the immune system, making people much more vulnerable to infections and diseases. This susceptibility worsens as the disease progresses.

HIV is found in the body fluids of an infected person (semen and vaginal fluids, blood and breast milk). The virus is passed from one person to another through blood-to-blood and sexual contact. In addition, infected pregnant women can pass HIV to their babies during pregnancy, delivering the baby during childbirth, and through breast feeding.

HIV can be transmitted in many ways, such as vaginal, oral sex, anal sex, blood transfusion, and contaminated hypodermic needles.

Both the virus and the disease are often referred to together as HIV/AIDS. People with HIV have what is called HIV infection. As a result, some will then develop AIDS. The development of numerous opportunistic infections in an AIDS patient can ultimately lead to death.

According to research, the origins of HIV date back to the late nineteenth or early twentieth century in west-central Africa. AIDS and its cause, HIV, were first identified and recognized in the early 1980s.

There is currently no cure for HIV/AIDS. Treatments can slow the course of the disease - some infected people can live a long and relatively healthy life.

Update September 25th, 2013 - UNAIDS reported that since 2001, the number of HIV infections among children fell by 52% worldwide, and by 33% among adults and children combined.
Estimated HIV/AIDS prevalence
Estimated HIV/AIDS prevalence among young adults (15-49) by country as of 2008. UNAIDS 2008 report

What is the difference between HIV and AIDS?

HIV is the virus which attacks the T-cells in the immune system.

AIDS is the syndrome which appears in advanced stages of HIV infection.

HIV is a virus.

AIDS is a medical condition.

HIV infection causes AIDS to develop. However, it is possible to be infected with HIV without developing AIDS. Without treatment, the HIV infection is allowed to progress and eventually it will develop into AIDS in the vast majority of cases.

HIV testing can identify infection in the early stages. This allows the patient to use prophylactic (preventive) drugs which will slow the rate at which the virus replicates, delaying the onset of AIDS.

AIDS patients still have the HIV virus and are still infectious. Someone with AIDS can pass HIV to someone else.

What are the signs and symptoms of HIV/AIDS?

What is the difference between a sign and a symptom? A sign is something other people, apart from the patient can detect, such as a swelling, rash, or change in skin color. A symptom is something only the patient feels and describes, such as a headache, fatigue, or dizziness.





For the most part, the symptoms of HIV are the result of infections caused by bacteria, viruses, fungi and parasites. These conditions do not normally develop in individuals with healthy immune systems, which protect the body against infection.

Signs and symptoms of early HIV infection

Many people with HIV have no symptoms for several years. Others may develop symptoms similar to flu, usually two to six weeks after catching the virus. The symptoms can last up to four weeks.

Symptoms of early HIV infection may include:
  • fever
  • chills
  • joint pain
  • muscle ache
  • sore throat
  • sweats (particularly at night)
  • enlarged glands
  • a red rash
  • tiredness
  • weakness
  • weight loss
Asymptomatic HIV infection

In many cases, after the initial symptoms disappear, there will not be any further symptoms for many years. During this time, the virus carries on developing and damages the immune system. This process can take up to 10 years. The infected person will experience no symptoms, feel well and appear healthy.

Late-stage HIV infection

If left untreated, HIV weakens the ability to fight infection. The person becomes vulnerable to serious illnesses. This stage of infection is known as AIDS.

Signs and symptoms of late-stage HIV infection may include:
  • blurred vision
  • diarrhea, which is usually persistent or chronic
  • dry cough
  • fever of above 37C (100F) lasting for weeks
  • night sweats
  • permanent tiredness
  • shortness of breath
  • swollen glands lasting for weeks
  • weight loss
  • white spots on the tongue or mouth
During late-stage HIV infection, the risk of developing a life-threatening illness is much greater. Examples include:
Life-threatening illnesses may be controlled and treated with proper HIV treatment.

What causes HIV/AIDS?

HIV is a retrovirus that infects the vital organs of the human immune system. The disease progresses in the absence of antiretroviral therapy. The rate of disease progression varies widely between individuals and depends on many factors (age of the patient, body's ability to defend against HIV, access to health care, existence of coexisting infections, the infected person's genetic inheritance, resistance to certain strains of HIV).

HIV can be transmitted through:
  • Sexual transmission. It can happen when there is contact with infected sexual secretions (rectal, genital or oral mucous membranes). This can happen while having unprotected sex, including vaginal, oral and anal sex or sharing sex toys with someone infected with HIV.

  • Perinatal transmission. The mother can pass the infection on to her child during childbirth, pregnancy, and also through breastfeeding.

  • Blood transmission. The risk of transmitting HIV through blood transfusion is nowadays extremely low in developed countries, thanks to meticulous screening and precautions. Among drug users, sharing and reusing syringes contaminated with HIV-infected blood is extremely hazardous.

    Thanks to strict protection procedures the risk of accidental infection for healthcare workers is low.

    Individuals who give and receive tattoos and piercings are also at risk and should be very careful.
Myths: There are many misconceptions about HIV and AIDS. The virus CANNOT be transmitted from:
  • shaking hands
  • hugging
  • casual kissing
  • sneezing
  • touching unbroken skin
  • using the same toilet
  • sharing towels
  • sharing cutlery
  • mouth-to-mouth resuscitation
  • or other forms of "casual contact"